Naskah drama Bawang Merah Dan Bawang Putih
Kisah drama ini memerlukan 7 tokoh atau 7 orang dalam memerankannya..
Contoh :
Daftar nama Tokoh Pemeran :
1.
Ifta chariska putri (08) : Ibu
Bawang Merah dan Dayang 1
2.
Ilyunal Iqbal Kahfi (09) : Pangeran
dan pengisi suara ikan
3.
Irma septiana (10) : Bawang Putih
4.
Karina Ayu putri (12) : Peri
kahyangan dan dayang 2
5.
M. Dwi Nuril Huda (16) : Ayah Bawang
Putih dan Raja
6.
Mutiara Ramadhan (17) : Bawang Merah
7.
Uswatun Hasanah (31) : Ibu bawang
putih, sahabat Pangeran dan Ratu
Jaman
dahulu kala, si sebuah desa yang bernama desa “BUMBU” tinggalah sebuah keluarga yang bahagia dan
sejahtera. Keluarga tersebut adalah Ayah Bawang, Ibu bawang daun, dan Bawang
putih.
Ayah Bawang : Bu , nak , Ayah pamit kerja ya. Hati – hati di rumah.
Ibu bawang putih : iya Yah hati – hati di jalan.
Bawang putih :
semoga jualan ayah laku ya.
Ayah bawang :
ya,,,
Ayah bawang pun pergi untuk berdagang. Sesaat ayah b.putih pergi datanglah ibu b.merah dan b.putih kerumah bawang putih untuk menumpang.
Ibu
B. Merah
|
:
|
Assalamu’alaikum,
apakah ada orang di dalam?
|
Bawang
putih
|
:
|
Wa'alaikumsalam,
ada apa ya?
|
Ibu
b. merah
|
:
|
bolehkah kami menumpang di rumahmu,
karena tempat tinggal asal kami terkena penggusuran kota, jadi kami merantau
ke sini
|
Ibu
b. putih
|
:
|
oh kalau begitu silakan masuk, kalian
boleh kok tinggal di rumah kami..
|
Ibu bawang putih mempersilahkan
bawang merah dan ibu nya untuk masuk kedalam rumahnya dan diperlakukan
selayaknya keluarga
sendiri. Pada suatu malam
mereka makan malam bersama, tetapi sebelum itu ibu b. putih sedang menyiapkan
makanan, tapi datang ibu b. merah bermaksud membantu tapi mempunyai niat
yang jahat.
|
||
Ibu
b. merah
|
:
|
mari saya bantu menyiapkan hidangan
nya
|
Ibu
b. putih
|
:
|
Silakan – silahkan , biasanya bawang
putih yg membantu saya menyiapkan makanan nya, tapi dia sedang pergi ke
warung
|
Ibu
b. merah
|
:
|
dia memang anak yg rajin ya. Biar
saya saja yang menggantikan tugas bawang putih menyiapkan minuman.
|
Ibu
b. putih
|
:
|
Terima kasih ya (sambil
tersenyum , dan meninggalkan sendiri ibu b. merah yang sedang menyiapkan
minuman)
|
Ibu
b merah
|
:
|
Saat nya kesempatan bagi ku untuk
menaruh racun di air minum ini, akan ku berikan kepada ibu bawang putih, dia akan
meninggal dan aku akan menjadi istri dari suaminya sehingga mendapatkan harta
seluruh rumah ini, hahahaha
|
Tidak lama kemudian ibu bawang merah
membawa minuman yang sudah di buatnya dan menghidangkannya di atas meja
makan, karena sudah sering makan malam bersama, ibu bawang merah hafal dengan
bangku yang sering di tempati ibunya bawang putih.
|
||
Ayah
b. putih
|
:
|
Mari kita makan malam bersama
|
Ibu
b.merah
|
:
|
tunggu sebentar, minuman nya akan ku
hidangkan
|
Di saat makan malam ibu b. putih minum minuman yang sudah diracuni, tapi efek nya belum bereaksi, tapi pagi2 saat sedang membersihkan rumah tiba2 perut ibu b.putih sangat sakit, ia sampai berteriak minta tolong. |
||
Ibu
b. putih
|
:
|
Aduuh, sakitttttt, tolong perut saya ssakit
sekali (sambil duduk)
|
Ayah
b.putih
|
:
|
ya allah, ada apa bu?
|
Ibu
b. putih
|
:
|
perut saya sakit sekali pah,(sambil
kesakitan)
|
Ayah
b.putih
|
:
|
sebentar saya ambilkan minum dulu Bu,
(diminumlah air tersebut)
|
Ibu
b. putih
|
:
|
Masih saja sakit banget, (sambil
memegangi perut nya)
|
Ayah
b.putih
|
:
|
Mungkin bu kecapean jadi sampai
seperti ini, ayo kerumah sakit untuk periksa keadaan Ibu.
|
Bawang putih, bawang merah dan ibunya
juga ikut ke rumah sakit untuk memeriksa keadaan ibu b.putih, namun sangat
menyedihkan di rumah sakit ibu b.putih pun meninggal dunia,selang beberapa
hari kemudian, Setelah ibu bawang daun meninggal Ayah bawang
menikahi ibu bawang merah. Dimulai
lah kehidupan yang kelam bagi bawang putih, yang diperlakukan layaknya
pembantu oleh ibu tiri dan saudara tiri nya bawang merah.
|
Bawang Merah
|
:
|
Putih… Putih…!!
kesini kamu. Kamu… harus membersihkan seluruh rumah. (sambil berkacak pinggang). Ingat
ya! (menjitak kepala Bawang Putih) kalau sampai aku datang ruangan ini tidak
bersih tahu sendiri nanti akibatnya! (mencebir dan membuang muka).
|
||
Bawang
Putih
|
:
|
Baik,
Bawang Merah! (merunduk dan pergi mangambil sapu).
|
||
Ibu
B. Merah
|
:
|
Lho,
kok sepi. Bawang Putih kemana ya, kok nggak kelihatan! (sambil melihat kanan
kiri) Putih… Putih… Putih…! kemana ya anak itu dipanggil-panggil gak nyaut!
|
||
Bapak
B. Putih
|
:
|
Ada
apa sih bu…! (dengan perasaan tanda tanya).
|
||
Ibu
B. Merah
|
:
|
Eh…!
Bapak, lho kapan Bapak yang datang kok Ibu nggak dengar Bapak ngetok-ngetok
pintu. (sambil memegang tangannya).
|
||
Bapak
B. Putih
|
:
|
E…
tadi bu, memang bapak
dengar Ibu berteriak-teriak memanggil-manggil Bawang Putih, Emangnya si
Bawang Putih kenapa ? (dengan penuh
keheranan).
|
||
Ibu
B. Merah
|
:
|
Oh
tidak ada apa-apa pak , Ibu
takut Bawang Putih kenapa-napa, eh tak tahunya lagi istirahat dikamarnya,
pak.
|
||
Bapak
B. Putih
|
:
|
Oh.. begitu bapak akan berangkat berdagang lagi ya bu,
paling disana saya 1 minggu. Ibu jaga diri baik-baik ya dan juga anak kita
baik-baik, oh ya ini ada sedikit uang buat belanja (sambil menyodorkan uang).
Baiklah bu Bapak berangkat dulu ya. (mengulurkan tangannya).
|
||
Ibu
B. Merah
|
:
|
Iya
pak (sambil mencium tangan Bapak) hati-hati dijalan, da…! Hem… dasar suami
bodoh, kamu kira saya betul-betul mencintai kamu apa! Tidak ya, saya hanya
mencintai uang dan rumah kamu ini… ha… ha… ha… (sambil menepuk-nepuk
uang).
Putih… putih…putih… kesini kamu! (berkacak pinggang). |
||
Bawang
Putih
|
:
|
Ya…
ya… bu, ada apa bu?
|
||
Ibu
B. Merah
|
:
|
Kemana
aja sih kamu ha… kemana aja? (sambil
menarik dan mendorong Putih) dipanggil-panggil dari tadi nggak ada jawaban,
kamu tuli ya… (sambil membuang muka). sekarang kamu cuci baju itu sampai
bersih mengerti? Ingat Bawang Putih, sebelum Ibu datang cucian ini dan lantai
ini sudah harus bersih! Dengar….! (nada keras membentak)
|
||
setelah itu maka berangkatlah Bawang Putih ke sungai
untuk mencuci bajunya yang akan di cuci, karena arus sungai yang lumayan
deras, slendang ibu tiri nya pun tersapu oleh aliran sungai
|
||||
Bawang
putih
|
:
|
Oh
celaka (terkejut), itu slendang ibu tiri ku hanyut, aku bisa di marahi kalau slendang
itu hilang,.
|
||
bawang
putih langsung mengejar slendang itu,Bawang putih pun bingung mau mencarinya
kemana lagi, sudah bertanya kepada penduduk sekitar tepi sungai tapi tidak
ada yang melihat slendang itu, karena slendang ibu tiri nya sudah lenyap dari
pandangannya, saat bawang sedang mencari di selah2 batu kali tiba2 terdengar
suara bisikan.
|
||||
Ikan
mas ajaib
|
:
|
Hey
gadis desa,sedang apa kau di sini?
|
||
Bawang
putih
|
:
|
Siapa
itu? Siapa yang berbicara? (penasaran)
|
||
Ikan
mas ajaib
|
:
|
Ini
aku ikan mas yang dapat berbicara (sambil menampakan wujud nya)
|
||
Bawang
putih
|
:
|
Wah
sebuah ikan dapat berbicara, pasti kau ikan ajaib ya?
|
||
Ikan
mas ajaib
|
:
|
Ya
benar sekali, aku berasal dari
kahyangan, sedang apa kau di sini?
|
||
Bawang
putih
|
:
|
Aku
sedang mencari slendang ibu tiri ku yang hilang, bila aku tidak menemukannya pasti ku di
marahi (dengan raut wajah sedih)
|
||
Ikan
mas ajaib
|
:
|
Wah.. Kasian
sekali kau gadis desa, mari ku bantu mencarinya.
|
||
Bawang
putih
|
:
|
Iya
ikan, terima kasih
|
||
Bawang
putih membawa
ikan ajaib itu untuk mengarahkan,
tidak lama kemudian bawang putih sampai ke tempat yang belum pernah ia
datangi, ternyata itu adalah kahyangan tempat tinggal para peri – peri.
|
||||
Bawang
putih
|
:
|
Wah
tempat apa ini? (terkejut) mewah sekali, belum pernah ku melihat tempat
tinggal seperti ini, wahai ikan mas tempat apakah ini? Loh, kok gak
ada, kamu dimana?
|
||
Saat
bawang merah bertanya kepada ikan mas ajaib, ikan mas ajaib pun tiba2
menghilang dan meninggalkan bawang putih sendirian, tapi tidak lama kemudian
bawang putih di hampiri seorang perempuan.
|
||||
Peri
kahyangan
|
:
|
Hey
ada seorang gadis di sini, kau berasal dari mana? Aku salah satu peri di
kahyangan ini
|
||
Bawang
putih
|
:
|
Saya b.putih berasal dari desa seberang sungai, tadi ku sedang mencari
slendang ibu tiri ku yang hanyut terbawa air sungai dan ku bertemu seekor
ikan mas yang dapat berbicara, ku disuruh mengikuti nya sehingga ku di bawa
ke sini
|
||
Peri
kahyangan
|
:
|
Kasian
sekali kau, tapi kau datang ke tempat yang tepat, apakah ini slendang yang
kau cari-cari
itu? (sambil menyodorkan slendang ke bawang putih)
|
||
Bawang
putih
|
:
|
Ya
benar sekali ini slendang yang ku cari-cari,
bolehkah aku memintanya kembali peri?
|
||
Peri
kahyangan
|
:
|
Boleh
saja, aku punya syarat untukmu yaitu kamu harus merajut kain sebanyak mungkin
di kahyangan ini selama 12 jam tanpa tidur, apa kau sanggup gadis desa?
|
||
Bawang
putih
|
:
|
Baik
peri aku sanggup melakukannya (langsung menjawab tanpa berpikiran panjang)
|
||
Mereka
pun langsung masuk ke dalam kahyangan, di sana terlihat kehidupan para peri,
dan hanya bawang merah manusia di tempat itu satu-satunya, lalu bawang merah pun di bawa ke
tempat khusus untuk merajut kain kahyangan
|
||||
Bawang
Putih
|
:
|
Bagus
ya ruangannya (berdecak kagum)
|
||
Peri
kahyangan
|
:
|
Ya
di sini lah tempat untuk kamu merajut kain ku, kamu ingat syaratnya kan?
|
||
Bawang
putih
|
:
|
Ya
peri aku akan lakukan syarat itu
|
||
Bawang
putih langsung melakukan tugas nya dengan tlaten, ia memang rajin dan tidak pernah
membantah, dia pun terus merajut selama 12 jam tanpa tidur, sampai pada
akhirnya bawang putih pun sanggup untuk meyelesaikan syarat yang diberikan
oleh para peri, dan para peri pun menghampiri bawang putih
|
||||
Peri
kahyangan
|
:
|
Sudah
selesai ya gadis desa kamu merajut nya?
|
||
Bawang
putih
|
:
|
Ya
peri, maaf bila tak rapi hasil rajutan ku
|
||
Peri
kahyangan
|
:
|
Ya
tidak apa-apa
kok, oh ya karena kamu sudah menyelesaikan syarat dari kami, ini slendang ibu
tiri mu kami kembalikan,
aku akan memberi hadiah berupa kotak, tapi kami harus memilih salah satu
dari kedua kotak
ini yang ukuran nya berbeda
|
||
Bawang
putih
|
:
|
Benarkah
peri? Baiklah aku memilih kotak
yang kecil saja karena usaha yang kulakukan untuk menyelesaikan syarat dari
peri belum maksimal dan jauh dari kesempurnaan
|
||
Peri
kahyangan
|
:
|
Silakan
bawa pulang bersama slendang ibu tiri mu, dan ingat ya jaga kotak ini dengan sebaik-baiknya, (memberikan kotak itu kepada bawang putih)
|
||
Bawang
putih
|
:
|
Ya
terima kasih banyak peri, izinkan aku untuk pulang ke rumah karena ibu tiri
ku pasti sudah mencari ku
|
||
Bawang
putih pun pulang dan cepat-cepat
meninggalkan kahyangan karena sepulang ke rumah ia pasti di marahi oleh ibu
tiri nya karena pulang telat, benar sekali bawang putih baru saja sampai
rumah sudah di marahi oleh ibu tirinya.
|
||||
Ibu b.
merah
|
:
|
Dari
mana saja kamu bawang putih!!! Jam segini baru pulang (dengan nada membentak)
|
||
Bawang
merah
|
:
|
Main
sama temen-temennya mungkin jadi lupa waktu pulang? (nyeletuk)
|
||
Bawang
putih
|
:
|
Tolong
bu dengar penjelasan aku dulu, tidak benar apa yang dikatakan oleh bawang
merah, tadi aku tidak sengaja menghanyutkan slendang ibu di sungai, ketika ku
kejar slendang ibu yang hanyut saya bertemu dengan ikan ajaib yang membawa
aku ke sebuah tempat yaitu kahyangan dan aku diberikan kotak ini
|
||
Ibu b.
merah
|
:
|
Aaahhhh
jangan banyak ngarang kamu bawang putih!!! Mana ada yang seperti itu dan kotak apa ini? (merampas kotak dari bawang putih dan membanting ke tanah)
|
||
Bawang
putih, ibu bawang merah & bawang merah
|
:
|
Hhhaaaaa?
( sangat kaget dan terkejut melihat isi kotak itu)
|
||
Setelah
dibanting kotak itu pun pecah, dan ternyata dalam kotak itu adalah perhiasaan, mutiara, dan emas
|
||||
Bawang
putih
|
:
|
kotak ini
dan isinya di amanatkan oleh para peri kahyangan untuk ku jaga (sambil
mengambil dan membersihkan labu serta isinya)
|
||
Ibu
bawang merah & bawang merah
|
:
|
Wow
luar biasa, semuanya mengkilap (masih dengan rasa kaget dan terkejut)
|
||
Setelah
peristiwa tersebut, bawang putih menyimpan kotak itu dengan baik di kamarnya, selang bawang putih pergi ke kamarnya,
bawang merah dan ibunya akan membicarakan suatu rencana
|
||||
Ibu b.
merah
|
:
|
Anak
ku, bagaimana kalau kamu besok mengikuti aktivitas bawang putih tadi supaya
kita kaya
|
||
Bawang
merah
|
:
|
Ya baik
bu, besok akan ku lakukan supaya kita menjadi orang kaya, hahaha (sambil
tertawa bahagia)
|
||
Hari
sudah larut malam, mereka pun segera tidur untuk menyambut hari esok. Pagi
nya bawang merah pun segera melakukan apa yang diperintah kan ibu nya kemarin
malam. Ia pergi ke sungai dengan membawa sehelai slendang ibunya, sebelum
bawang putih mencuci di sungai itu
|
||||
Bawang merah
|
:
|
Ini dia
sungai nya, yang biasa dipergunakan bawang putih untuk mencuci, langsung aja
aku hanyutkan slendang ini ke sungai
|
||
Bawang
merah pun mengikuti kemana slendang itu hanyut, tetapi membutuhkan waktu yang
sangat lama sehingga bawang merah hampir putus asa tapi karena dipikirannya
hanya harta jadi ia tetap mengikuti slendang yang hanyut itu, dan pada
akhirnya ia sampai ke kahyangan
|
||||
Bawang
merah
|
:
|
Oh jadi
ini kahyangan nya seperti apa yang kata bawang putih (sambil bingung)
|
||
Peri
kahyangan
|
:
|
Hay
gadis, kau berasal dari mana? Mau apa kau kemari? (sambil menghampiri bawang
merah bersama kedua peri)
|
||
Bawang
merah
|
:
|
Aku
bawang merah, aku berasal dari desa dekat sungai, aku mencari slendang ibu ku
yang hanyut, aku harus menemukannya kalau tidak aku bisa di marahi oleh ibu
ku (seakan akan sedih, tapi itu semua hanya acting belaka)
|
||
Peri
kahyangan
|
:
|
Apakah
yang kau maksud slendang ini? (sambil menjulurkan ke bawang merah)
|
||
Bawang
merah
|
:
|
Ya
benar peri, aku akan melakukan apa saja asal slendang ibu ku kembali
|
||
Peri
kahyangan
|
:
|
Di sini
kamu harus merajut kain – kain kahyangan, tapi ingat tanpa tidur dan selama
12 jam lamanya, apa kau sanggup bawang merah?
|
||
Bawang
merah
|
:
|
Ya
peri, ku sangat sanggup (bersemangat karena akan mendapatkan harta dan langsung merajut)
|
||
Tetapi
lama kelamaan bawang merah tertidur karena bosan dan lelah, pada saat bawang
merah tertidur peri pun melihatnya, peri pun semakin tau maksud kedatangan bawang merah
ke kahyangan. Waktu yang diberikan peri pun habis, bawang merah sudah bangun
tapi hanya sedikit menyelesaikan rajutannya
|
||||
Bawang
merah
|
:
|
Aku
sudah menyelesaikan tugas ku peri, apa ku boleh meminta slendang ibu ku dan
hadiah ku? Eehh maksudku bukan hadiah tapi slendang (keceplosan)
|
||
Peri kahyangan
|
:
|
Baiklah,
karena kamu sudah menyelesaikan tugas dari kami, maka ambillah slendang ini, Dan kamu juga akan dapat imbalan dari kami berupa
kotak, tapi kamu harus memilih salah satunya.
|
||
Bawang
merah
|
:
|
Bawang
putih saja mengambil kotak yang
kecil isinya sudah banyak perhiasaannya, baiklah aku ambil yang besar saja
pasti jauh lebih banyak perhiasaan nya (terucap di dalam benak nya dan sambil
tersenyum). Ya peri ku ambil kotak yang
besar, terima kasih peri…
|
||
Tanpa
basa basi lagi bawang merah membawa pulang slendang dan kotaknya yang akan diberikan oleh ibunya, sesampainya
dirumah mereka pun terlihat riang dan gembira
|
||||
Bawang
merah
|
:
|
Ibu…ibu…,
ku sudah dapat kotaknya, ku ambil kotak yang lebih besar (menghampiri ibunya)
|
||
Ibu b.
merah
|
:
|
Mana
sini nak, ayo labunya kita buka, pasti isi perhiasaan nya lebih banyak dari kotaknya bawang putih
|
||
Bawang
merah
|
:
|
Ya
benar sekali bu, kita akan jadi orang kaya…
|
||
Dibantinglah
labu itu ke tanah, namun apa daya isi kotak itu
bukanlah perhiasaan, emas atau mutiara, melainkan hanya bebatuan dan daun.
|
||||
Ibu b.
merah
|
:
|
Wwaahhhh
isinya Cuma batu dan daun
(melempar kotak)
|
||
Bawang
merah
|
:
|
Kenapa
isi kotaknya bukan perhiasan atau mutiara? (heran),
Ternyata peri itu menipuku bu, mereka memang tidak adil (kesal)
|
||
Ibu b.
merah
|
:
|
Yah
nak, kita tidak jadi orang kaya (bersedih), tapi benar apa katamu nak, peri
itu tidak adil buktinya dia memberikan perhiasaan dan emas kepada bawang
putih (kesal juga)
|
||
Bawang
merah
|
:
|
Sepulang
bawang putih dari sungai, ibu tanyakan saja bagaimana cara ia mendapatkan
perhiasan – perhiasan itu
|
||
Tidak
lama kemudian bawang putih pulang, tapi saat dia membuka pintu ibu dan
saudara tiri nya sudah menunggu
|
||||
Bawang
putih
|
:
|
Ibu,
bawang merah, ada apa? Wah kenapa ada batu dan dedaunan di sini? (kaget dan bingung)
|
||
Ibu b.
merah
|
:
|
Sudah
jangan banyak bicara kamu, bagaimana cara kamu mendapatkan perhiasan dan emas
itu?
|
||
Bawang
putih
|
:
|
Saya di
kasih begitu saja oleh peri bu, dan tidak melakukan apa2 lagi
|
||
Bawang
merah
|
:
|
Jangan
bohong kau bawang putih!!!
|
||
Ibu b.
merah
|
:
|
Sudah….
Sudah! Bawang putih sekarang kamu cepat bersihkan isi kotak itu
|
||
Bawang
putih
|
:
|
Ya ibu
(walau takut tapi bawang putih tetap melakukan apa yg di suruh oleh ibu tiri nya)
|
||
Saat bawang putih sedang membersihkan labunya, bawang
merah dan ibunya segera meninggalkan bawang putih sendiri, ternyata ibu
bawang merah mempunyai rencana jahat kepada bawang putih, mereka sedang
membicarakannya di ruang tamu
|
||||
Ibu b.
merah
|
:
|
Ibu punya
suatu rencana anak ku
|
||
Bawang
merah
|
:
|
Rencana
apa Bu?
|
||
Ibu b.
merah
|
:
|
Jadi
gini rencananya, kamu besok ikuti bawang putih ke sungai tapi jangan sampai
ketahuan, dan kamu lihat aktivitas dia di sana, sedangkan ibu akan ke kamar
nya bawang putih untuk mengambil perhiasaa dan mutiaranya
|
||
Bawang
merah
|
:
|
Oke
baik bu, akan ku lakukan
|
||
Keesokan
harinya, saat bawang putih akan mencuci baju di sungai, bawang merah
mengikuti dari belakang, dia mengendap – endap supaya tidak ketahuan oleh
bawang putih, sesampainya di sungai bawang putih pun seperti biasa mencuci baju.
|
||||
Di
tengah perjalanan, bawang putih bertemu dengan ikan mas ajaib, tetapi tetap
diikuti oleh bawang merah
|
||||
Ikan
mas ajaib
|
:
|
Hey
bawang putih, bagaimana kabarmu?
|
||
Bawang
putih
|
:
|
Aku
baik ikan, sudah lama kita tidak berjumpa ya
|
||
Ikan
mas ajaib
|
:
|
Ya
benar, hei bawang putih aku
punya firasat tentang ibu tiri dan saudaramu, firasat ku mengatakan bahwa ibu tiri dan
saudara mu berusaha mencuri perhiasan yang kamu miliki, ku harap kamu
menyimpan nya di tempat yang paling aman dan tidak diketahui oleh mereka
|
||
Bawang
putih
|
:
|
Ya
ikan, terima kasih banyak ya atas peringatannya, aku akan lebih waspada lagi, baiklah ku akan
melanjutkan perjalananku lagi ya ikan
|
||
Ikan
mas ajaib
|
:
|
Ya,
silakan…
|
||
Bawang
merah sudah mengetahui semua rahasia bawang putih, bawang merah pu segera
pulang dan memberitahukannya kepada ibunya tentang apa yang dilihatnya tadi
|
||||
Bawang
merah
|
:
|
Ibu …
ibu aku sudah tau semua nya. Jadi tadi bawang putih berbicara dengan ikan mas
ajaib di sugai itu, dia sepertinya kalau ingin meminta pertolongan, dia minta
ke ikan itu bu, karena ikan itu ajaib.
|
||
Ibu b.
merah
|
:
|
Oh jadi
seperti itu rupanya, bagaimana kalau kita ambil ikan itu?
|
||
Bawang
merah
|
:
|
Boleh
bu, tapi sepertinya ikan itu hanya mau bertemu dengan bawang putih
|
||
Ibu b.
merah
|
:
|
Oh
kalau begitu, kamu menyamar saja sebagai bawang putih, nanti biar ibu yang
mengambilkan bajunya dia untukmu
|
||
Bawang
merah
|
:
|
Oh
bagus bu, itu rencana yang cemerlang, ibu ku memang hebat ya membuat rencana,
hehehehehe
|
||
Ibu b.
merah
|
:
|
Hahahahahahah
kamu bisa aja anaku, ya sudah ibu akan carikan baju bawang putih di kamarnya
untuk kamu kenakan besok
|
||
Keesokan
harinya, bawang merah segera melaksanakan rencana ibunya menyamar menjadi bawang
putih, sesampainya bawang merah di
sungai, dia langsung memanggil – manggil ikan mas
ajaib.
|
||||
Bawang
merah
|
:
|
Ikan ……
ikan …… ikan di mana kamu?
|
||
Ikan
mas ajaib
|
:
:
|
Ya
bawang putih aku di sini, ada apa?
|
||
Bawang
merah
|
:
|
Aku
butuh bantuan mu ikan (pura – pura sedih)
|
||
Ikan
mas ajaib
|
:
|
Bilang
saja padaku bawang putih
|
||
Bawang
merah
|
:
|
Ya aku
butuh daging mu ikan (sambil menangkap ikan mas ajaib itu dengan jaring),
hahahahaha akhirnya ku dapatkan kamu ikan ajaib (membawa nya pulang untuk
diserahkan kepada ibunya)
|
||
Bawang
merah
|
:
|
Ibu, ku
sudah dapat ikan nya, liat ini bu
|
||
Ibu b.
merah
|
:
|
Oh ini
ikan ajaib itu, tidak seperti ikan ajaib ya, keliatan seperti ikan biasa
saja, hahahahaha
|
||
Bawang
merah
|
:
|
Mau di apakan
bu ikan ini?
|
||
Ibu b.
merah
|
:
|
Ibu
goreng saja nak, lalu setelah matang ibu kasih ke bawang putih untuk ia makan
|
||
Bawang
merah
|
:
|
Hahahahahaha
boleh juga bu, biar tau rasa dia
|
||
Digorenglah
ikan ajaib itu, setelah sudah matang ikan itu pun disajikan di meja makan,
dan disiapkan untuk bawang putih
|
||||
Bawang
putih
|
:
|
Assalamu’alaikum,
wah ada ikan goreng di meja makan, kebetulan ku lapar, tapi tidak seperti
biasanya disajikan seperti ini, biasanya kalau ada makanan di meja makan
pasti sudah habis, mungkin saja ini rezeki untuk ku, baiklah akan ku makan
(gembira)
|
||
Ketika
bawang putih sudah habis menyantab ikan ajaib itu, ibu dan saudara tiri nya
menghampiri bawang putih
|
||||
Ibu b.
merah
|
:
|
Hay
bawang putih, sudah habis makananya?
|
||
Bawang
putih
|
:
|
Hhhaaa
ibu? (kaget), iya sudah bu, maaf bu saya tadi laper jadi saya makan ikan nya
(ketakutan)
|
||
Bawang
merah
|
:
|
Hahahahahaha oh .. tidak.. enak kan ikan nya bawang putih? Pasti enak lah,
kan ikan yang kamu makan adalah ikan ajaib yang bisa bicara, hahahaha
|
||
Ibu b. merah & bawang merah
|
:
|
Hahahahhaahahah
(tertawa gembira karena jabakan nya berhasil)
|
||
Bawang
putih
|
:
|
……..(
tidak bisa berkata – kata lagi, ia memegang tulang – tulang ikan ajaib dan
hanya bisa mengeluarkan air mata), (ibu dan saudara tiri nya meninggalkan
begitu saja bawang putih sambil tertawa)
|
||
Bawang
putih
|
:
|
Ya
allah, apa yang telah ku perbuat? Aku melakukan hal yang salah, ku
tidak tau balas budi, ikan ini sudah pernah menolongku (sambil menangisi
tulang – tulang ikan ajaib itu), sebagai pengganti kesalahan ku kepada kamu
ikan ajaib ku akan menguburkan kamu di halaman belakang rumah ku (dikuburlah
tulang – tulang ikan itu oleh bawang putih, dan disiram dengan air mata
bawang putih, sehabis mengubur tulang – tulang ikan ajaib, lalu bawang putih
masuk ke dalam rumah)
|
||
Malam hari nya ada cahaya bermunculan dari tulang –
tulang ikan ajaib, tidak disangka – sangka tumbuh sepucuk daun, tulang –
tulang ikan ajaib itu sudah menjadi pohon yang tidak begitu besar, bukan
hanya daun nya yang berlapis emas, tapi tangkai nya juga berlapis perak. Pagi
hari tiba – tiba ada berita atau sayembara dari keluarga kerajaan yang berisi
tentang “barang siapa yang dapat menyembuhkan penyakit Ratu, akan di
dinikahkan dengan pangeran bila itu perempuan dan akan dijadikan saudara
pangeran bila itu laki – laki”, dengan sangat cepat berita ini pun beredar di
seluruh penduduk desa.
|
||||
Suasana
di kerajaan….
|
||||
Raja
|
:
|
Wahai
dayang , tolong panggilkan pangeran untuk
menghadap kepada ku
|
||
Dayang
1
|
:
|
Baik
yang mulia raja (pergi memanggil prajurit)
|
||
Pangeran
|
:
|
Ada apa Ayah??(datang menghampiri raja)
|
||
Raja
|
:
|
Ya
baiklah putra ku, tolong kau carikan obat untuk ibumu yang sakit
|
||
Pangeran
|
:
|
Baik ayah (segera melaksanakan perintah raja)
|
||
Suasana
di ruang tengah kerajaan..
|
||||
Pangeran
|
:
|
Wahai dayangku, ada sayembara
mencarikan obat untuk ibu ku yaitu sang ratu.
|
||
Dayang
(1 & 2)
|
:
|
Baik
pangeran, (mengikuti pengumuman pangeran pergi untuk mencari obat kepada sang ratu)
|
||
Para
penduduk desa pun memberikan berbagai macam obat kepada sang ratu, tetapi
tidak ada satupun obat yang dapat menyembuhkan penyakit sang ratu, semua
anggota keluarga kerajaan pun resah dengan hal ini
Suasana
di ruang yang mulia raja..
|
||||
Dayang 1
|
:
|
Bolehkan
kami masuk ke ruangan yang mulia raja?
|
||
Raja
|
:
|
Yang
silakan dayang – dayang ku (semua dayang – dayang masuk ke dalam ruangan
raja)
|
||
Dayang 2
|
:
|
Terima
kasih yang mulia raja, yang mulia raja sepertinya sedang bingung?
|
||
Raja
|
:
|
Ya
benar sekali, saya sedang bingung dan gelisah dengan keadaan ratu ku
|
||
Dayang 1
|
:
|
Yang
mulia raja bolehkah kami membantu untuk menyembuhkan penyakit sang ratu?tapi sebelum itu yang mulia
jangan bersedih dulu!!
|
||
Raja
|
:
|
Kalian
memang dayang – dayang ku yang paling baik, baiklah saya akan menyusun
rencana untuk kesembuhan ratu ku.
|
||
Para
dayang pun segera melaksanakan perintah yang mulia raja, lalu masuklah
pangeran ke ruangan raja
|
||||
Pangeran
|
:
|
Ayah
izinkan aku mencari obat untuk ibu sampai
ke pelosok desa yang paling jauh (sambil berlutut)
|
||
Raja
|
:
|
Baik
putra ku, itu sangat membantu dan semoga engkau mendapatkan obat nya agar sang ratu segera cepat sembuh
|
||
Pangeran
|
:
|
baik ayahku (sambil berlutut)
|
||
Pangeran
pun segera pergi mencari obat untuk sang ratu sampai pelosok desa, di sisi
lain para
dayang tidak mendapatkan obat nya di
penduduk desa sekitar kerajaan, padahal sudah di iming – imingi dengan
imbalan uang, tapi tetap saja dayang cahya dan maya pulang ke kerajaan dangan
tangan hampa, raja semakin panik dan resah mendengar laporan dari dayang
cahya dan dayang maya
|
||||
Dayang 1
|
:
|
Maafkan
kami yang mulia raja, kami tidak mendapatkan obatnya
|
||
Dayang 2
|
:
|
Ya kami
sudah mencari nya dengan bersungguh - sungguh yang mulia raja, tolong
maafkan kami
|
||
Raja
|
:
|
Ya
tidak apa-apa dayang cahya dan dayang maya, kalian sudah
sangat niat untuk kesembuhan sang ratu, terima kasih ya. kita berharab kepada pangeran dan para prajurit
semoga mendapatkan obat untuk sang ratu
|
||
Dayang
(1 & 2)
|
:
|
Amin
yang mulia raja (serentak)
|
||
Suasana
dalam perjalanan pengeran , tetapi saat sedang
istirahat ada orang yang menghampiri pangeran, dan ternyata itu adalah
sahabatnya pangeran
|
||||
Sahabat pangeran
|
:
|
wahai
sahabat ku, kami turut berduka dengan penyakit sang ratu ya
|
||
Pangeran
|
:
|
Ya
terima kasih teman, oh ya bolehkah aku meminta bantuan kepadamu?
|
||
Sahabat pangeran
|
:
|
Oh
silakan saja pangeran, saya siap
kok membantu kamu
|
||
Pangeran
|
:
|
Kau memang sahabat ku yang baik, aku minta bantuanmu ya, tolong carikan obat untuk ibuku, mungkin kamu punya beberapa informasi
|
||
Sahabat pangeran
|
:
|
Oh iya Pangeran
aku punya informasi penting, di desa seberang
sungai ada sebuah rumah, dan di situ ada pohon yang berdaun emas dan
bertangkai perak, mungkin bisa menjadi obat sang ratu wahai pangeran Tapi ada kendalanya pangeran, tidak seorang pun
bisa menebang pohon nya, jangan kan menebang memetik daun nya pun tidak ada
yang bisa
|
||
Pangeran
|
:
|
Baiklah,
terima kasih, tolong antarkan saya ke rumah itu sekarang juga
|
||
Teman
pangeran
|
:
|
baik
pangeran
|
||
Tapi
sebelum kerumah itu, pangeran berpaspasan dengan bawang putih yang pulang
dari pasar
|
||||
Bawang
putih
|
:
|
Permisi
pangeran, saya mohon izin untuk duluan lewat
|
||
Pangeran
|
:
|
Eh Maaf, aku
tidak pernah liat kamu sebelumnya, kamu tinggal di mana? (sambil memandang ke
wajah bawang putih)
|
||
Bawang
putih
|
:
|
Nama
saya Bawang Putih pangeran, saya berasal dari desa seberang, e… tapi maaf
pangeran, saya tidak bisa berlama-lama disini, saya takut dimarahi Ibu saya
pangeran.
|
||
Pangeran
|
:
|
Oh ya
maaf maaf, aku sudah
lama ingin mempunyai pasangan hidup (tanpa sadar bicara seperti itu)
|
||
Bawang
putih
|
:
|
Maksud
dari pangeran apa?
|
||
Pangeran
|
:
|
Eh Maaf, saya salah bicara
|
||
Bawang
putih
|
:
|
Baiklah
hamba mohon izin untuk pulang wahai pangeran
|
||
Pangeran
|
Ya
silakan (sambil tersenyum)
|
|||
Sejenak
sahabat tertawa mendengarnya, Bawang putih pun meninggalkan pangeran, dan
pangeran segera melanjutkan perjalanannya. Sesudah sampai di depan
halaman rumah bawang putih
|
||||
Sahabat pangeran
|
:
|
Permisi,
tolong beri jalan kepada pangeran untuk menemui pemilik rumah ini
|
||
Ibu
b. merah
|
:
|
Ya
silakan, perkenalkan saya ibu bawang merah, dan ini anaku ku bawang merah
(berjabat tangan dengan pangeran)
|
||
Pangeran
|
:
|
Baik
salam kenal, tujuan kami di sini ingin mencari pohon emas itu untuk sebagai
obat sang ratu
|
||
Ibu b.
merah
|
:
|
Silakan
saja Wahai pangeran, ada di belakang rumah kami (semua nya pun segera ke
belakang rumah)
|
||
Sahabat pangeran
|
:
|
Eh, sebentar. Maaf saya harus pulang dahulu
|
||
Bawang merah, ibu b. Merah dan pangeran
|
:
|
Iya.
|
||
Pangeran
|
:
|
Waaw, ini dia pohon emas itu, sangat indah sekali
(terkejut dan terpesona) siapa
yang mempunyai pohon emas ini?
|
||
Bawang
merah & ibu nya
|
:
|
Oh
tentu saja kami pangeran (serentak)
|
||
Pangeran
|
:
|
Saya mohon
izin ya untuk memetik daunnya ya (tapi
tidak kuat dan tidak bisa), hei sahabat tolong petik satu daun saja (menyuruh)
|
||
Sahabat pangeran
|
:
|
Keras
sekali pangeran, ku tak sanggup
|
||
Semua
orang yang ada di situ sudah mencoba nya, mereka sudah sejuat tenaga, tapi
tetap semua nya tidak bisa, bawang merah dan ibunya pun juga tidak bisa,
pangeran pun mulai bingung, tiba2 pangeran berpikir bahwa yang bisa memetik daun emas
itu adalah yang menanam pohon ini.
|
||||
Pangeran
|
:
|
Oh iya, apakah mungkin ada anggota keluarga lagi selain
kalian berdua yang menanam pohon ini? (menoleh kepada bawang putih dan
ibunya)
|
||
Ibu b.
merah
|
;
|
Ya ada
pangeran, mohon izin untuk memanggilnya,
bawang putih… bawang putih sini kamu..! |
||
Bawang
putih
|
:
|
Ya ada
apa Bu? Pangeran? (kaget karena tadi bertemu di jalan)
|
||
Pangeran
|
:
|
Oh kamu
rupanya, kamu ternyata anggota keluarga ini ya, tolong bantu saya untuk
memetik daun emas ini
|
||
Bawang
putih
|
;
|
Baik
pangeran, (bawang putih pun memetik daun emas tersebut, dan dia sangat mudah
sekali memetiknya)
|
||
Pangeran
|
:
|
Wwaaahhhh?
(tercengang)
|
||
Bawang
putih
|
:
|
Ini
pangeran 3 lembar daun emas nya (sambil memberikan kepada pangeran)
|
||
Pangeran
|
:
|
Ya terima
kasih banyak bawang putih.
|
||
Pangeran
dan jajarannya pun meninggalkan rumah bawang putih dan segera menuju kerajaan
|
||||
Pangeran
|
:
|
Ayah
ku, kami sudah mendapatkan obat untuk ibu
|
||
Raja
|
:
|
Baguslah
putra ku, segera lah berikan ke dayang supaya di olah menjadi obat
|
||
Pangeran
|
:
|
Baik ayah, (pangeran pun segera menghampiri dayang dayang
yang diperintahkan oleh raja)
|
||
Diramu
lah daun emas itu oleh para dayang, setelah beberapa lama, akhirnya daun emas
itu menjadi obat, dan semua nya berkumpul di ruangan ratu di rawat
|
||||
Raja
|
:
|
Wahai
ratu ku, tolong minum obat ini
|
||
Ratu
|
:
|
Ya raja
akan ku minum (bangun dari tempat tidur secara
perlahan – lahan dan meminumnya) |
||
Raja
|
:
|
Gimana
ratu ku apakah ada perubahan dengan keadaan mu? (semua yang ada di ruangan
itu pun menunggu reaksi obat itu untuk kesembuhan sang ratu)
|
||
Ratu
|
:
|
Hhmmmm,
aku merasa sangat bugar, tidak ada badan yang sakit lagi, aku juga
bersemangat lagi, dan aku sembuh (sangat senang)
|
||
Keluarga kerajaan pun bisa tersenyum kembali, karena sang
ratu sudah sembuh dari penyakit misteriusnya,sesuai isi sayembara bahwa “bila
perempuan yang bisa menyembuhkan sang ratu akan menikah dengan pangeran”,
sesudah ratu sembuh pangeran berkunjung seorang diri ke rumah bawang putih
dengan maksud untuk mempersunting bawang putih menjadi permaisurinya,
kebetulan bawang putih sedang ada di halaman rumah nya
|
||||
Pangeran
|
:
|
Permisi,
sedang apa kamu calon permaisuri ku?
|
||
Bawang
putih
|
:
|
Sedang
duduk saja calon pangeranku (tersenyum)
|
||
Pangeran
|
:
|
Menurut
isi sayembara itu sudah jelas kan untuk mu bawang putih, apakah kamu siap?
|
||
Bawang
putih
|
:
|
Aku gak
mau pangeran (gugup), gak mau menolak ini semua, dan ku sangat siap menikah
denganmu pangeran (menatap wajah pangeran)
|
||
Pangeran
|
:
|
Baiklah
kalau begitu, mari ikut saya ke kerajaan, kita akan mengadakan pesta
pernikahan
|
||
Berbahagialah bawang putih bisa menikah dengan
pangeran, melihat status dan harta sepertinya bawang putih mustahil bisa
menikah dengan pangeran, tapi itulah yang namanya cinta, cinta tidak mengenal
perbedaan, karena menurut cinta perbedaan itu adalah suatu keindahan yang harus
dijaga bersama agar terjalin rasa saling melengkapi sepasang kekasih.
Sekian Terima Kasih, Semoga Bermanfaat
Jika ada saran dan masukan harap komentar ya..
Mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan.
Salam Tukang Copas
NB : Bukan Hasil Copas, Teks Asli Admin
|
EmoticonEmoticon