Tuesday, September 29, 2015

Contoh Naskah Drama Bawang Merah dan Bawang Putih

Naskah drama Bawang Merah Dan Bawang Putih


Naskah drama bawang merah dan bawang putih


Kisah drama ini memerlukan 7 tokoh atau 7 orang dalam memerankannya..

Contoh :
Daftar nama Tokoh  Pemeran :
      1.      Ifta chariska putri (08)      : Ibu Bawang Merah dan Dayang 1
      2.      Ilyunal Iqbal Kahfi (09)   : Pangeran dan pengisi suara ikan
      3.      Irma septiana (10)             : Bawang Putih
      4.      Karina Ayu putri (12)      : Peri kahyangan dan dayang 2
      5.      M. Dwi Nuril Huda (16) : Ayah Bawang Putih dan Raja
      6.      Mutiara Ramadhan (17)   : Bawang Merah
      7.      Uswatun Hasanah (31)     : Ibu bawang putih, sahabat Pangeran dan Ratu

Dramanya sebagai berikut :

Jaman dahulu kala, si sebuah desa yang bernama desa “BUMBU” tinggalah sebuah keluarga yang bahagia dan sejahtera. Keluarga tersebut adalah Ayah Bawang, Ibu bawang daun, dan Bawang putih.

Ayah Bawang           : Bu , nak , Ayah pamit kerja ya. Hati – hati di rumah.
Ibu bawan
g putih     : iya Yah hati – hati di jalan.
Bawang putih           : semoga jualan ayah laku ya.
Ayah bawang           : ya,,,

Ayah bawang pun pergi
untuk berdagang. Sesaat ayah b.putih pergi datanglah ibu b.merah dan b.putih kerumah bawang putih untuk menumpang.

Ibu B. Merah  
:
Assalamu’alaikum, apakah ada orang di dalam?
Bawang putih   
:
Wa'alaikumsalam, ada  apa ya?
Ibu b. merah   
:
bolehkah kami menumpang di rumahmu, karena tempat tinggal asal kami terkena penggusuran kota, jadi kami merantau ke sini
Ibu b. putih     
:
oh kalau begitu silakan masuk, kalian boleh kok tinggal di rumah kami..
Ibu bawang putih mempersilahkan bawang merah dan ibu nya untuk masuk kedalam rumahnya dan diperlakukan selayaknya keluarga sendiri. Pada suatu malam mereka makan malam bersama, tetapi sebelum itu ibu b. putih sedang menyiapkan makanan, tapi datang ibu b. merah bermaksud membantu tapi mempunyai niat yang jahat.
Ibu b. merah   
:
mari saya bantu menyiapkan hidangan nya
Ibu b. putih     
:
Silakan – silahkan , biasanya bawang putih yg membantu saya menyiapkan makanan nya, tapi dia sedang pergi ke warung
Ibu b. merah
:
dia memang anak yg rajin ya. Biar saya saja yang menggantikan tugas bawang putih menyiapkan minuman.
Ibu b. putih     
:
Terima kasih ya (sambil tersenyum , dan meninggalkan sendiri ibu b. merah yang sedang menyiapkan minuman)
Ibu b merah    
:
Saat nya kesempatan bagi ku untuk menaruh racun di air minum ini, akan ku berikan kepada ibu bawang putih, dia akan meninggal dan aku akan menjadi istri dari suaminya sehingga mendapatkan harta seluruh rumah ini, hahahaha
Tidak lama kemudian ibu bawang merah membawa minuman yang sudah di buatnya dan menghidangkannya di atas meja makan, karena sudah sering makan malam bersama, ibu bawang merah hafal dengan bangku yang sering di tempati ibunya bawang putih.
Ayah b. putih  
:
Mari kita makan malam bersama
Ibu b.merah    
:
tunggu sebentar, minuman nya akan ku hidangkan

Di saat makan malam ibu b. putih minum minuman yang sudah diracuni, tapi efek nya belum bereaksi, tapi pagi2 saat sedang membersihkan rumah tiba2 perut ibu b.putih sangat sakit, ia sampai berteriak minta tolong
.
Ibu b. putih
:
Aduuh, sakitttttt, tolong perut saya ssakit sekali (sambil duduk)
Ayah b.putih   
:
ya allah, ada apa bu?
Ibu b. putih     
:
perut saya sakit sekali pah,(sambil kesakitan)
Ayah b.putih
:
sebentar saya ambilkan minum dulu Bu, (diminumlah air tersebut)
Ibu b. putih
:
Masih saja sakit banget, (sambil memegangi perut nya)
Ayah b.putih
:
Mungkin bu kecapean jadi sampai seperti ini, ayo kerumah sakit untuk periksa keadaan Ibu.
Bawang putih, bawang merah dan ibunya juga ikut ke rumah sakit untuk memeriksa keadaan ibu b.putih, namun sangat menyedihkan di rumah sakit ibu b.putih pun meninggal dunia,selang beberapa hari kemudian, Setelah ibu bawang daun meninggal Ayah bawang menikahi ibu bawang merah.  Dimulai lah kehidupan yang kelam bagi bawang putih, yang diperlakukan layaknya pembantu oleh ibu tiri dan saudara tiri nya bawang merah.

Bawang Merah
:
Putih… Putih…!! kesini kamu. Kamu… harus membersihkan seluruh rumah. (sambil berkacak pinggang). Ingat ya! (menjitak kepala Bawang Putih) kalau sampai aku datang ruangan ini tidak bersih tahu sendiri nanti akibatnya! (mencebir dan membuang muka).
Bawang Putih
:
Baik, Bawang Merah! (merunduk dan pergi mangambil sapu).
Ibu B. Merah
:
Lho, kok sepi. Bawang Putih kemana ya, kok nggak kelihatan! (sambil melihat kanan kiri) Putih… Putih… Putih…! kemana ya anak itu dipanggil-panggil gak nyaut!
Bapak B. Putih
:
Ada apa sih bu…! (dengan perasaan tanda tanya).
Ibu B. Merah
:
Eh…! Bapak, lho kapan Bapak yang datang kok Ibu nggak dengar Bapak ngetok-ngetok pintu. (sambil memegang tangannya).
Bapak B. Putih
:
E… tadi bu, memang bapak dengar Ibu berteriak-teriak memanggil-manggil Bawang Putih, Emangnya si Bawang Putih  kenapa ? (dengan penuh keheranan).
Ibu B. Merah
:
Oh tidak ada apa-apa pak , Ibu takut Bawang Putih kenapa-napa, eh tak tahunya lagi istirahat dikamarnya, pak.
Bapak B. Putih       
:
Oh.. begitu bapak akan berangkat berdagang lagi ya bu, paling disana saya 1 minggu. Ibu jaga diri baik-baik ya dan juga anak kita baik-baik, oh ya ini ada sedikit uang buat belanja (sambil menyodorkan uang). Baiklah bu Bapak berangkat dulu ya. (mengulurkan tangannya).
Ibu B. Merah  
:
Iya pak (sambil mencium tangan Bapak) hati-hati dijalan, da…! Hem… dasar suami bodoh, kamu kira saya betul-betul mencintai kamu apa! Tidak ya, saya hanya mencintai uang dan rumah kamu ini… ha… ha… ha… (sambil menepuk-nepuk uang).
Putih… putih…putih… kesini kamu! (berkacak pinggang).
Bawang Putih
:
Ya… ya… bu, ada apa bu?
Ibu B. Merah  
:
Kemana aja sih kamu ha… kemana aja? (sambil menarik dan mendorong Putih) dipanggil-panggil dari tadi nggak ada jawaban, kamu tuli ya… (sambil membuang muka). sekarang kamu cuci baju itu sampai bersih mengerti? Ingat Bawang Putih, sebelum Ibu datang cucian ini dan lantai ini sudah harus bersih! Dengar….! (nada keras membentak)


setelah itu maka berangkatlah Bawang Putih ke sungai untuk mencuci bajunya yang akan di cuci, karena arus sungai yang lumayan deras, slendang ibu tiri nya pun tersapu oleh aliran sungai


Bawang putih
:
Oh celaka (terkejut), itu slendang ibu tiri ku hanyut, aku bisa di marahi kalau slendang itu hilang,.
bawang putih langsung mengejar slendang itu,Bawang putih pun bingung mau mencarinya kemana lagi, sudah bertanya kepada penduduk sekitar tepi sungai tapi tidak ada yang melihat slendang itu, karena slendang ibu tiri nya sudah lenyap dari pandangannya, saat bawang sedang mencari di selah2 batu kali tiba2 terdengar suara bisikan.
Ikan mas ajaib
:
Hey gadis desa,sedang apa kau di sini?
Bawang putih
:
Siapa itu? Siapa yang berbicara? (penasaran)
Ikan mas ajaib
:
Ini aku ikan mas yang dapat berbicara (sambil menampakan wujud nya)
Bawang putih
:
Wah sebuah ikan dapat berbicara, pasti kau ikan ajaib ya?
Ikan mas ajaib
:
Ya benar sekali, aku berasal dari kahyangan, sedang apa kau di sini?
Bawang putih
:
Aku sedang mencari slendang ibu tiri ku yang hilang, bila aku tidak menemukannya pasti ku di marahi (dengan raut wajah sedih)
Ikan mas ajaib
:
Wah.. Kasian sekali kau gadis desa, mari ku bantu mencarinya.
Bawang putih
:
Iya ikan, terima kasih
Bawang putih membawa ikan ajaib itu untuk mengarahkan, tidak lama kemudian bawang putih sampai ke tempat yang belum pernah ia datangi, ternyata itu adalah kahyangan tempat tinggal para peri – peri.
Bawang putih
:
Wah tempat apa ini? (terkejut) mewah sekali, belum pernah ku melihat tempat tinggal seperti ini, wahai ikan mas tempat apakah ini? Loh, kok gak ada, kamu dimana?
Saat bawang merah bertanya kepada ikan mas ajaib, ikan mas ajaib pun tiba2 menghilang dan meninggalkan bawang putih sendirian, tapi tidak lama kemudian bawang putih di hampiri seorang perempuan.
Peri kahyangan
:
Hey ada seorang gadis di sini, kau berasal dari mana? Aku salah satu peri di kahyangan ini
Bawang putih
:
Saya b.putih berasal dari desa seberang sungai, tadi ku sedang mencari slendang ibu tiri ku yang hanyut terbawa air sungai dan ku bertemu seekor ikan mas yang dapat berbicara, ku disuruh mengikuti nya sehingga ku di bawa ke sini
Peri kahyangan
:
Kasian sekali kau, tapi kau datang ke tempat yang tepat, apakah ini slendang yang kau cari-cari itu? (sambil menyodorkan slendang ke bawang putih) 
Bawang putih
:
Ya benar sekali ini slendang yang ku cari-cari, bolehkah aku memintanya kembali peri?
Peri kahyangan
:
Boleh saja, aku punya syarat untukmu yaitu kamu harus merajut kain sebanyak mungkin di kahyangan ini selama 12 jam tanpa tidur, apa kau sanggup gadis desa?
Bawang putih
:
Baik peri aku sanggup melakukannya (langsung menjawab tanpa berpikiran panjang)
Mereka pun langsung masuk ke dalam kahyangan, di sana terlihat kehidupan para peri, dan hanya bawang merah manusia di tempat itu satu-satunya, lalu bawang merah pun di bawa ke tempat khusus untuk merajut kain kahyangan
Bawang Putih
:
Bagus ya ruangannya (berdecak kagum)
Peri kahyangan
:
Ya di sini lah tempat untuk kamu merajut kain ku, kamu ingat syaratnya kan?
Bawang putih
:
Ya peri aku akan lakukan syarat itu
Bawang putih langsung melakukan tugas nya dengan tlaten, ia memang rajin dan tidak pernah membantah, dia pun terus merajut selama 12 jam tanpa tidur, sampai pada akhirnya bawang putih pun sanggup untuk meyelesaikan syarat yang diberikan oleh para peri, dan para peri pun menghampiri bawang putih
Peri kahyangan
:
Sudah selesai ya gadis desa kamu merajut nya?
Bawang putih
:
Ya peri, maaf bila tak rapi hasil rajutan ku
Peri kahyangan
:
Ya tidak apa-apa kok, oh ya karena kamu sudah menyelesaikan syarat dari kami, ini slendang ibu tiri mu kami kembalikan, aku akan memberi hadiah berupa kotak, tapi kami harus memilih salah satu dari kedua kotak ini yang ukuran nya berbeda
Bawang putih
:
Benarkah peri? Baiklah aku memilih kotak yang kecil saja karena usaha yang kulakukan untuk menyelesaikan syarat dari peri belum maksimal dan jauh dari kesempurnaan
Peri kahyangan
:
Silakan bawa pulang bersama slendang ibu tiri mu, dan ingat ya jaga kotak  ini dengan sebaik-baiknya, (memberikan kotak itu kepada bawang putih)
Bawang putih
:
Ya terima kasih banyak peri, izinkan aku untuk pulang ke rumah karena ibu tiri ku pasti sudah mencari ku
Bawang putih pun pulang dan cepat-cepat meninggalkan kahyangan karena sepulang ke rumah ia pasti di marahi oleh ibu tiri nya karena pulang telat, benar sekali bawang putih baru saja sampai rumah sudah di marahi oleh ibu tirinya.
Ibu b. merah
:
Dari mana saja kamu bawang putih!!! Jam segini baru pulang (dengan nada membentak)
Bawang merah
:
Main sama temen-temennya mungkin jadi lupa waktu pulang? (nyeletuk)
Bawang putih
:
Tolong bu dengar penjelasan aku dulu, tidak benar apa yang dikatakan oleh bawang merah, tadi aku tidak sengaja menghanyutkan slendang ibu di sungai, ketika ku kejar slendang ibu yang hanyut saya bertemu dengan ikan ajaib yang membawa aku ke sebuah tempat yaitu kahyangan dan aku diberikan kotak ini
Ibu b. merah
:
Aaahhhh jangan banyak ngarang kamu bawang putih!!! Mana ada yang seperti itu dan kotak apa ini? (merampas kotak dari bawang putih dan membanting ke tanah)
Bawang putih, ibu bawang merah & bawang merah
:
Hhhaaaaa? ( sangat kaget dan terkejut melihat isi kotak itu)
Setelah dibanting kotak itu pun pecah, dan ternyata dalam kotak itu adalah perhiasaan, mutiara, dan emas
Bawang putih
:
kotak ini dan isinya di amanatkan oleh para peri kahyangan untuk ku jaga (sambil mengambil dan membersihkan labu serta isinya)
Ibu bawang merah & bawang merah
:
Wow luar biasa, semuanya mengkilap (masih dengan rasa kaget dan terkejut)
Setelah peristiwa tersebut, bawang putih menyimpan kotak itu dengan baik di kamarnya, selang bawang putih pergi ke kamarnya, bawang merah dan ibunya akan membicarakan suatu rencana
Ibu b. merah
:
Anak ku, bagaimana kalau kamu besok mengikuti aktivitas bawang putih tadi supaya kita kaya
Bawang merah
:
Ya baik bu, besok akan ku lakukan supaya kita menjadi orang kaya, hahaha (sambil tertawa bahagia)
Hari sudah larut malam, mereka pun segera tidur untuk menyambut hari esok. Pagi nya bawang merah pun segera melakukan apa yang diperintah kan ibu nya kemarin malam. Ia pergi ke sungai dengan membawa sehelai slendang ibunya, sebelum bawang putih mencuci di sungai itu
Bawang merah
:
Ini dia sungai nya, yang biasa dipergunakan bawang putih untuk mencuci, langsung aja aku hanyutkan slendang ini ke sungai
Bawang merah pun mengikuti kemana slendang itu hanyut, tetapi membutuhkan waktu yang sangat lama sehingga bawang merah hampir putus asa tapi karena dipikirannya hanya harta jadi ia tetap mengikuti slendang yang hanyut itu, dan pada akhirnya ia sampai ke kahyangan
Bawang merah
:
Oh jadi ini kahyangan nya seperti apa yang kata bawang putih (sambil bingung)
Peri kahyangan
:
Hay gadis, kau berasal dari mana? Mau apa kau kemari? (sambil menghampiri bawang merah bersama kedua peri)
Bawang merah
:
Aku bawang merah, aku berasal dari desa dekat sungai, aku mencari slendang ibu ku yang hanyut, aku harus menemukannya kalau tidak aku bisa di marahi oleh ibu ku (seakan akan sedih, tapi itu semua hanya acting belaka)
Peri kahyangan
:
Apakah yang kau maksud slendang ini? (sambil menjulurkan ke bawang merah)
Bawang merah
:
Ya benar peri, aku akan melakukan apa saja asal slendang ibu ku kembali
Peri kahyangan
:
Di sini kamu harus merajut kain – kain kahyangan, tapi ingat tanpa tidur dan selama 12 jam lamanya, apa kau sanggup bawang merah?
Bawang merah
:
Ya peri, ku sangat sanggup (bersemangat karena akan mendapatkan harta dan langsung merajut)
Tetapi lama kelamaan bawang merah tertidur karena bosan dan lelah, pada saat bawang merah tertidur peri pun melihatnya, peri pun semakin tau maksud kedatangan bawang merah ke kahyangan. Waktu yang diberikan peri pun habis, bawang merah sudah bangun tapi hanya sedikit menyelesaikan rajutannya
Bawang merah
:
Aku sudah menyelesaikan tugas ku peri, apa ku boleh meminta slendang ibu ku dan hadiah ku? Eehh maksudku bukan hadiah tapi slendang (keceplosan)
Peri kahyangan
:
Baiklah, karena kamu sudah menyelesaikan tugas dari kami, maka ambillah slendang ini, Dan kamu juga akan dapat imbalan dari kami berupa kotak, tapi kamu harus memilih salah satunya.
Bawang merah
:
Bawang putih saja mengambil kotak yang kecil isinya sudah banyak perhiasaannya, baiklah aku ambil yang besar saja pasti jauh lebih banyak perhiasaan nya (terucap di dalam benak nya dan sambil tersenyum). Ya peri ku ambil kotak yang besar, terima kasih peri…
Tanpa basa basi lagi bawang merah membawa pulang slendang dan kotaknya yang akan diberikan oleh ibunya, sesampainya dirumah mereka pun terlihat riang dan gembira



Bawang merah
:
Ibu…ibu…, ku sudah dapat kotaknya, ku ambil kotak yang lebih besar (menghampiri ibunya)
Ibu b. merah
:
Mana sini nak, ayo labunya kita buka, pasti isi perhiasaan nya lebih banyak dari kotaknya bawang putih
Bawang merah
:
Ya benar sekali bu, kita akan jadi orang kaya…
Dibantinglah labu itu ke tanah, namun apa daya isi kotak itu bukanlah perhiasaan, emas atau mutiara, melainkan hanya bebatuan dan daun.
Ibu b. merah
:
Wwaahhhh isinya Cuma batu dan daun (melempar kotak)
Bawang merah
:
Kenapa isi kotaknya bukan perhiasan atau mutiara? (heran), Ternyata peri itu menipuku bu, mereka memang tidak adil (kesal)
Ibu b. merah
:
Yah nak, kita tidak jadi orang kaya (bersedih), tapi benar apa katamu nak, peri itu tidak adil buktinya dia memberikan perhiasaan dan emas kepada bawang putih (kesal juga)
Bawang merah
:
Sepulang bawang putih dari sungai, ibu tanyakan saja bagaimana cara ia mendapatkan perhiasan – perhiasan itu
Tidak lama kemudian bawang putih pulang, tapi saat dia membuka pintu ibu dan saudara tiri nya sudah menunggu
Bawang putih
:
Ibu, bawang merah, ada apa? Wah kenapa ada batu dan dedaunan di sini? (kaget dan bingung)
Ibu b. merah
:
Sudah jangan banyak bicara kamu, bagaimana cara kamu mendapatkan perhiasan dan emas itu?
Bawang putih
:
Saya di kasih begitu saja oleh peri bu, dan tidak melakukan apa2 lagi
Bawang merah
:
Jangan bohong kau bawang putih!!!
Ibu b. merah
:
Sudah…. Sudah! Bawang putih sekarang kamu cepat bersihkan isi kotak itu
Bawang putih
:
Ya ibu (walau takut tapi bawang putih tetap melakukan apa yg di suruh oleh ibu tiri nya)
Saat bawang putih sedang membersihkan labunya, bawang merah dan ibunya segera meninggalkan bawang putih sendiri, ternyata ibu bawang merah mempunyai rencana jahat kepada bawang putih, mereka sedang membicarakannya di ruang tamu
Ibu b. merah
:
Ibu punya suatu rencana anak ku
Bawang merah
:
Rencana apa Bu?
Ibu b. merah
:
Jadi gini rencananya, kamu besok ikuti bawang putih ke sungai tapi jangan sampai ketahuan, dan kamu lihat aktivitas dia di sana, sedangkan ibu akan ke kamar nya bawang putih untuk mengambil perhiasaa dan mutiaranya
Bawang merah
:
Oke baik bu, akan ku lakukan
Keesokan harinya, saat bawang putih akan mencuci baju di sungai, bawang merah mengikuti dari belakang, dia mengendap – endap supaya tidak ketahuan oleh bawang putih, sesampainya di sungai bawang putih pun seperti biasa mencuci baju.
Di tengah perjalanan, bawang putih bertemu dengan ikan mas ajaib, tetapi tetap diikuti oleh bawang merah
Ikan mas ajaib
:
Hey bawang putih, bagaimana kabarmu?
Bawang putih
:
Aku baik ikan, sudah lama kita tidak berjumpa ya
Ikan mas ajaib
:
Ya benar, hei bawang putih aku punya firasat tentang ibu tiri dan saudaramu, firasat ku mengatakan bahwa ibu tiri dan saudara mu berusaha mencuri perhiasan yang kamu miliki, ku harap kamu menyimpan nya di tempat yang paling aman dan tidak diketahui oleh mereka
Bawang putih
:
Ya ikan, terima kasih banyak ya atas peringatannya, aku akan lebih waspada lagi, baiklah ku akan melanjutkan perjalananku lagi ya ikan
Ikan mas ajaib
:
Ya, silakan…
Bawang merah sudah mengetahui semua rahasia bawang putih, bawang merah pu segera pulang dan memberitahukannya kepada ibunya tentang apa yang dilihatnya tadi
Bawang merah
:
Ibu … ibu aku sudah tau semua nya. Jadi tadi bawang putih berbicara dengan ikan mas ajaib di sugai itu, dia sepertinya kalau ingin meminta pertolongan, dia minta ke ikan itu bu, karena ikan itu ajaib.
Ibu b. merah
:
Oh jadi seperti itu rupanya, bagaimana kalau kita ambil ikan itu?
Bawang merah
:
Boleh bu, tapi sepertinya ikan itu hanya mau bertemu dengan bawang putih
Ibu b. merah
:
Oh kalau begitu, kamu menyamar saja sebagai bawang putih, nanti biar ibu yang mengambilkan bajunya dia untukmu
Bawang merah
:
Oh bagus bu, itu rencana yang cemerlang, ibu ku memang hebat ya membuat rencana, hehehehehe
Ibu b. merah
:
Hahahahahahah kamu bisa aja anaku, ya sudah ibu akan carikan baju bawang putih di kamarnya untuk kamu kenakan besok
Keesokan harinya, bawang merah segera melaksanakan rencana ibunya menyamar menjadi bawang putih, sesampainya bawang merah di sungai, dia langsung memanggil – manggil ikan mas ajaib.         
Bawang merah
:
Ikan …… ikan …… ikan di mana kamu?
Ikan mas ajaib
:
:
Ya bawang putih aku di sini, ada apa?
Bawang merah
:
Aku butuh bantuan mu ikan (pura – pura sedih)
Ikan mas ajaib
:
Bilang saja padaku bawang putih
Bawang merah
:
Ya aku butuh daging mu ikan (sambil menangkap ikan mas ajaib itu dengan jaring), hahahahaha akhirnya ku dapatkan kamu ikan ajaib (membawa nya pulang untuk diserahkan kepada ibunya)
Bawang merah
:
Ibu, ku sudah dapat ikan nya, liat ini bu
Ibu b. merah
:
Oh ini ikan ajaib itu, tidak seperti ikan ajaib ya, keliatan seperti ikan biasa saja, hahahahaha
Bawang merah
:
Mau di apakan bu ikan ini?
Ibu b. merah
:
Ibu goreng saja nak, lalu setelah matang ibu kasih ke bawang putih untuk ia makan
Bawang merah
:
Hahahahahaha boleh juga bu, biar tau rasa dia
Digorenglah ikan ajaib itu, setelah sudah matang ikan itu pun disajikan di meja makan, dan disiapkan untuk bawang putih
Bawang putih
:
Assalamu’alaikum, wah ada ikan goreng di meja makan, kebetulan ku lapar, tapi tidak seperti biasanya disajikan seperti ini, biasanya kalau ada makanan di meja makan pasti sudah habis, mungkin saja ini rezeki untuk ku, baiklah akan ku makan (gembira)
Ketika bawang putih sudah habis menyantab ikan ajaib itu, ibu dan saudara tiri nya menghampiri bawang putih
Ibu b. merah
:
Hay bawang putih, sudah habis makananya?
Bawang putih
:
Hhhaaa ibu? (kaget), iya sudah bu, maaf bu saya tadi laper jadi saya makan ikan nya (ketakutan)
Bawang merah
:
Hahahahahaha oh .. tidak.. enak kan ikan nya bawang putih? Pasti enak lah, kan ikan yang kamu makan adalah ikan ajaib yang bisa bicara, hahahaha
Ibu b. merah & bawang merah
:
Hahahahhaahahah (tertawa gembira karena jabakan nya berhasil)
Bawang putih
:
……..( tidak bisa berkata – kata lagi, ia memegang tulang – tulang ikan ajaib dan hanya bisa mengeluarkan air mata), (ibu dan saudara tiri nya meninggalkan begitu saja bawang putih sambil tertawa)
Bawang putih
:
Ya allah, apa yang telah ku perbuat? Aku melakukan hal yang salah, ku tidak tau balas budi, ikan ini sudah pernah menolongku (sambil menangisi tulang – tulang ikan ajaib itu), sebagai pengganti kesalahan ku kepada kamu ikan ajaib ku akan menguburkan kamu di halaman belakang rumah ku (dikuburlah tulang – tulang ikan itu oleh bawang putih, dan disiram dengan air mata bawang putih, sehabis mengubur tulang – tulang ikan ajaib, lalu bawang putih masuk ke dalam rumah)
Malam hari nya ada cahaya bermunculan dari tulang – tulang ikan ajaib, tidak disangka – sangka tumbuh sepucuk daun, tulang – tulang ikan ajaib itu sudah menjadi pohon yang tidak begitu besar, bukan hanya daun nya yang berlapis emas, tapi tangkai nya juga berlapis perak. Pagi hari tiba – tiba ada berita atau sayembara dari keluarga kerajaan yang berisi tentang “barang siapa yang dapat menyembuhkan penyakit Ratu, akan di dinikahkan dengan pangeran bila itu perempuan dan akan dijadikan saudara pangeran bila itu laki – laki”, dengan sangat cepat berita ini pun beredar di seluruh penduduk desa.
Suasana di kerajaan….
Raja
:
Wahai dayang , tolong panggilkan pangeran untuk menghadap kepada ku
Dayang 1
:
Baik yang mulia raja (pergi memanggil prajurit)
Pangeran
:
Ada apa Ayah??(datang menghampiri raja)
Raja
:
Ya baiklah putra ku, tolong kau carikan obat untuk ibumu yang sakit
Pangeran
:
Baik ayah (segera melaksanakan perintah raja)
Suasana di ruang tengah kerajaan..
Pangeran
:
Wahai dayangku, ada sayembara mencarikan obat untuk ibu ku yaitu sang ratu.
Dayang (1 & 2)
:
Baik pangeran, (mengikuti pengumuman  pangeran pergi untuk mencari obat kepada sang ratu)
Para penduduk desa pun memberikan berbagai macam obat kepada sang ratu, tetapi tidak ada satupun obat yang dapat menyembuhkan penyakit sang ratu, semua anggota keluarga kerajaan pun resah dengan hal ini
Suasana di ruang yang mulia raja..
Dayang 1
:
Bolehkan kami masuk ke ruangan yang mulia raja?
Raja
:
Yang silakan dayang – dayang ku (semua dayang – dayang masuk ke dalam ruangan raja)
Dayang 2
:
Terima kasih yang mulia raja, yang mulia raja sepertinya sedang bingung?
Raja
:
Ya benar sekali, saya sedang bingung dan gelisah dengan keadaan ratu ku
Dayang 1
:
Yang mulia raja bolehkah kami membantu untuk menyembuhkan penyakit sang ratu?tapi sebelum itu yang mulia jangan bersedih dulu!!
Raja
:
Kalian memang dayang – dayang ku yang paling baik, baiklah saya akan menyusun rencana untuk kesembuhan ratu ku.
Para dayang pun segera melaksanakan perintah yang mulia raja, lalu masuklah pangeran ke ruangan raja
Pangeran
:
Ayah izinkan aku mencari obat untuk ibu sampai ke pelosok desa yang paling jauh (sambil berlutut)
Raja
:
Baik putra ku, itu sangat membantu dan semoga engkau mendapatkan obat nya agar sang ratu segera cepat sembuh
Pangeran
:
baik ayahku (sambil berlutut)
Pangeran pun segera pergi mencari obat untuk sang ratu sampai pelosok desa, di sisi lain para dayang tidak mendapatkan obat nya di penduduk desa sekitar kerajaan, padahal sudah di iming – imingi dengan imbalan uang, tapi tetap saja dayang cahya dan maya pulang ke kerajaan dangan tangan hampa, raja semakin panik dan resah mendengar laporan dari dayang cahya dan dayang maya
Dayang 1
:
Maafkan kami yang mulia raja, kami tidak mendapatkan obatnya
Dayang 2
:
Ya kami sudah mencari nya dengan bersungguh -  sungguh yang mulia raja, tolong maafkan kami
Raja
:
Ya tidak apa-apa dayang cahya dan dayang maya, kalian sudah sangat niat untuk kesembuhan sang ratu, terima kasih ya. kita berharab kepada pangeran dan para prajurit semoga mendapatkan obat untuk sang ratu
Dayang (1 & 2)
:
Amin yang mulia raja (serentak)
Suasana dalam perjalanan pengeran , tetapi saat sedang istirahat ada orang yang menghampiri pangeran, dan ternyata itu adalah sahabatnya pangeran
Sahabat pangeran
:
wahai sahabat ku, kami turut berduka dengan penyakit sang ratu ya
Pangeran
:
Ya terima kasih teman, oh ya bolehkah aku meminta bantuan kepadamu?
Sahabat pangeran
:
Oh silakan saja pangeran, saya siap kok membantu kamu
Pangeran
:
Kau memang sahabat ku yang baik, aku minta bantuanmu ya, tolong carikan obat untuk ibuku, mungkin kamu punya beberapa informasi
Sahabat pangeran
:
Oh iya Pangeran aku punya informasi penting, di desa seberang sungai ada sebuah rumah, dan di situ ada pohon yang berdaun emas dan bertangkai perak, mungkin bisa menjadi obat sang ratu wahai pangeran Tapi ada kendalanya pangeran, tidak seorang pun bisa menebang pohon nya, jangan kan menebang memetik daun nya pun tidak ada yang bisa
Pangeran
:
Baiklah, terima kasih, tolong antarkan saya ke rumah itu sekarang juga
Teman pangeran
:
baik pangeran
Tapi sebelum kerumah itu, pangeran berpaspasan dengan bawang putih yang pulang dari pasar
Bawang putih
:
Permisi pangeran, saya mohon izin untuk duluan lewat
Pangeran
:
Eh Maaf, aku tidak pernah liat kamu sebelumnya, kamu tinggal di mana? (sambil memandang ke wajah bawang putih)
Bawang putih
:
Nama saya Bawang Putih pangeran, saya berasal dari desa seberang, e… tapi maaf pangeran, saya tidak bisa berlama-lama disini, saya takut dimarahi Ibu saya pangeran.
Pangeran
:
Oh ya maaf maaf,  aku sudah lama ingin mempunyai pasangan hidup (tanpa sadar bicara seperti itu)
Bawang putih
:
Maksud dari pangeran apa?
Pangeran                       
:
Eh Maaf, saya salah bicara
Bawang putih
:
Baiklah hamba mohon izin untuk pulang wahai pangeran
Pangeran
Ya silakan (sambil tersenyum)
Sejenak sahabat tertawa mendengarnya, Bawang putih pun meninggalkan pangeran, dan pangeran segera melanjutkan  perjalanannya. Sesudah sampai di depan halaman rumah bawang putih
Sahabat pangeran
:
Permisi, tolong beri jalan kepada pangeran untuk menemui pemilik rumah ini
Ibu b.  merah
:
Ya silakan, perkenalkan saya ibu bawang merah, dan ini anaku ku bawang merah (berjabat tangan dengan pangeran)
Pangeran
:
Baik salam kenal, tujuan kami di sini ingin mencari pohon emas itu untuk sebagai obat sang ratu
Ibu b. merah
:
Silakan saja Wahai pangeran, ada di belakang rumah kami (semua nya pun segera ke belakang rumah)
Sahabat pangeran
:
Eh, sebentar. Maaf saya harus pulang dahulu
Bawang merah, ibu b. Merah dan pangeran
:
Iya.
Pangeran
:
Waaw, ini dia pohon emas itu, sangat indah sekali (terkejut dan terpesona) siapa yang mempunyai pohon emas ini?
Bawang merah & ibu nya
:
Oh tentu saja kami pangeran (serentak)
Pangeran
:
Saya mohon izin ya untuk memetik daunnya ya (tapi tidak kuat dan tidak bisa), hei sahabat tolong petik satu daun saja (menyuruh)
Sahabat pangeran
:
Keras sekali pangeran, ku tak sanggup
Semua orang yang ada di situ sudah mencoba nya, mereka sudah sejuat tenaga, tapi tetap semua nya tidak bisa, bawang merah dan ibunya pun juga tidak bisa, pangeran pun mulai bingung, tiba2 pangeran berpikir bahwa yang bisa memetik daun emas itu adalah yang menanam pohon ini.
Pangeran
:
Oh iya, apakah mungkin ada anggota keluarga lagi selain kalian berdua yang menanam pohon ini? (menoleh kepada bawang putih dan ibunya)
Ibu b. merah
;
Ya ada pangeran, mohon izin untuk memanggilnya,
bawang putih… bawang putih sini kamu..!
Bawang putih
:
Ya ada apa Bu? Pangeran? (kaget karena tadi bertemu di jalan)
Pangeran
:
Oh kamu rupanya, kamu ternyata anggota keluarga ini ya, tolong bantu saya untuk memetik daun emas ini
Bawang putih
;
Baik pangeran, (bawang putih pun memetik daun emas tersebut, dan dia sangat mudah sekali memetiknya)
Pangeran
:
Wwaaahhhh? (tercengang)
Bawang putih
:
Ini pangeran 3 lembar daun emas nya (sambil memberikan kepada pangeran)
Pangeran
:
Ya terima kasih banyak bawang putih.
Pangeran dan jajarannya pun meninggalkan rumah bawang putih dan segera menuju kerajaan
Pangeran
:
Ayah ku, kami sudah mendapatkan obat untuk ibu
Raja
:
Baguslah putra ku, segera lah berikan ke dayang  supaya di olah menjadi obat
Pangeran
:
Baik ayah, (pangeran pun segera menghampiri dayang dayang yang diperintahkan oleh raja)
Diramu lah daun emas itu oleh para dayang, setelah beberapa lama, akhirnya daun emas itu menjadi obat, dan semua nya berkumpul di ruangan ratu di rawat
Raja
:
Wahai ratu ku, tolong minum obat ini
Ratu
:
Ya raja akan ku minum (bangun dari tempat tidur secara
perlahan – lahan dan meminumnya)
Raja
:
Gimana ratu ku apakah ada perubahan dengan keadaan mu? (semua yang ada di ruangan itu pun menunggu reaksi obat itu untuk kesembuhan sang ratu)
Ratu
:
Hhmmmm, aku merasa sangat bugar, tidak ada badan yang sakit lagi, aku juga bersemangat lagi, dan aku sembuh (sangat senang)
Keluarga kerajaan pun bisa tersenyum kembali, karena sang ratu sudah sembuh dari penyakit misteriusnya,sesuai isi sayembara bahwa “bila perempuan yang bisa menyembuhkan sang ratu akan menikah dengan pangeran”, sesudah ratu sembuh pangeran berkunjung seorang diri ke rumah bawang putih dengan maksud untuk mempersunting bawang putih menjadi permaisurinya, kebetulan bawang putih sedang ada di halaman rumah nya
Pangeran
:
Permisi, sedang apa kamu calon permaisuri ku?
Bawang putih
:
Sedang duduk saja calon pangeranku (tersenyum)
Pangeran
:
Menurut isi sayembara itu sudah jelas kan untuk mu bawang putih, apakah kamu siap?
Bawang putih
:
Aku gak mau pangeran (gugup), gak mau menolak ini semua, dan ku sangat siap menikah denganmu pangeran (menatap wajah pangeran)
Pangeran
:
Baiklah kalau begitu, mari ikut saya ke kerajaan, kita akan mengadakan pesta pernikahan
Berbahagialah bawang putih bisa menikah dengan pangeran, melihat status dan harta sepertinya bawang putih mustahil bisa menikah dengan pangeran, tapi itulah yang namanya cinta, cinta tidak mengenal perbedaan, karena menurut cinta perbedaan itu adalah suatu keindahan yang harus dijaga bersama agar terjalin rasa saling melengkapi sepasang kekasih.

Sekian Terima Kasih, Semoga Bermanfaat
Jika ada saran dan masukan harap komentar ya..
Mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan.

NB : Bukan Hasil Copas, Teks Asli Admin


EmoticonEmoticon

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:o
:>)
(o)
:p
:-?
(p)
:-s
8-)
:-t
:-b
b-(
(y)
x-)
(h)