Bangkitnya Nasionalisme Modern
Pada
kesempatan kali ini admin Tukang Copas akan membagikan Rangkuman tentang
“Bangkitnya Nasionalisme Modern”. Bagaimanakah kronologi Bangkitnya Nasionalisme Modern? Akankah rasa Nasionalisme itu membawa rakyat Indonesia menuju Kebangkitan Nasional? Apakah Dampaknya Bagi Perjuagan Kemerdekaan Indonesia?
Yuk simak dibawah ini:
Bangkitnya Nasionalisme Modern
dimulai sejak Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 dan membawa dampak luas pada
masyarakat untuk menumbuhkan rasa nasionalisme yang kuat.
Pada saat itu semangat untuk
memerangi imperialisme dan koloniaslis sangat kuat. Sementara itu, Partai
Nasional Indonesia (PNI) yang dipimpin oleh Sukarno terus mendapat tekanan dari
Belanda. Karena aksi aksi pimpinan PNI terhadap Belanda, Sukarno ditangkap dan
diadili. Menjelang vonis, Sukarno sempat mengucapkan pidato yang kemudian
dibukukan dengan judul :
Indonesia
Menggugat
Pengadilan memutuskan menjatuhkan
hukuman penjara 4 tahun di Sukamiskin terhitung Desember 1930. Selama Sukarno
ditahan, PNI pecah menjadi Partai Indonesia (Pertindo) dan Pendidikan Nasional
Indonesia (PNI baru). Sukarno masuk Pertindo dan PNI Baru dipimpin oleh M.
Hatta dan Sjahrir
Partai Indonesia pimpinan Sukarno lebih menekankan pada mobilisasi
massa, sedangkan Hatta dan Sjahrir lebih menekankan pada organisasi kader yang
akan menentang tekanan pemerintah kolonial Belanda dengan keras dan lebih
menanamkan pemahaman ide nasionalisme. Namun demikian kedua strategi politik
itu belum mencapai hasil yang maksimal. Akhirnya ketiga tokoh itu ditangkap dan
diasingkan oleh Belanda dan ditahan serta diasingkan pada 1933. Kedua
organisasi yang didirikan oleh ketiga tokoh itupun dibubarkan oleh pemerintah
kolonial.
Sementara Sukarno dan beberapa tokoh lain ditahan, organisasi
pergerakan untuk menentang Belanda terus berjalan. Kelompok yang beraliran Marxis mendirikan
Gerakan Rakjat Indonesia (Gerindo) di bawah kepemimpinan Amir Sjarifuddin dan
A.K. Gani. Partai ini cenderung menampakkan faham fasisme internasional. Di
Sumatera Timur, PNI, PKI, Permi, dan Partindo pemimpinnya berasal dari
organisasi-organisasi radikal dari tahun-tahun sebelumnya. Gerindo sebagai
partai yang berpaham marxis lebih menunjukkan sikap anti kolonialisme,
anti-Eropa dan antikapitalisme. Desakan-desakan untuk kemerdekaan nasional
sangat kuat dan radikal. Organisasi itu juga tidak sepaham dengan sistem
feodalisme, nasionalisasi perusahaan-perusahaan kapital dan restorasi hak-hak
tanah pribumi.
Sementara itu Gabungan Politik Indonesia (GAPI) didirikan pada
tahun 1939. Tokoh pendiri GAPI adalah Muhammad Husni Thamrin. Dalam gabungan itu, Gerindo berada dalam satu
arah dengan Parindra yang dipimpin oleh Thamrin dan sebelumnya oleh Sutomo.
Parindra adalah partai politik Indonesia yang paling berpengaruh di Hindia,
karena keberhasilannya dalam pemilihan di volksraad. Thamrin kemudian memimpin
front Indonesia bersatu di dalam Volksraad yang disebut Fraksi Nasional.
Demikian yang
dapat kami sampaikan. Jika ada kekurangan mohon dimaklumi karena ini hasil dari
rangkuman pribadi admin Tukang Copas. Semoga Bermanfaat..
EmoticonEmoticon