Sejarah Internet of Things
Faktanya IoT sudah ada sejak lama. Referensi pertama tentang IoT ada pada tahun 1982, ketika para peneliti di Universitas Carnegie Mellon mengembangkan sebuah Mesin Coke. Mesin ini mencatat berapa banyak botol yang tersisa dan mengukur apakah minuman sudah dingin atau belum. Programmer tim pengembang mesin tersebut menyematkan sakelar mikro di dalamnya dan juga menulis program server untuk mencatat sudah berapa lama masing masing botol tersimpan ada di dalam mesin pendingin sehingga mereka tahu apakah minuman tersebut sudah cukup lama untuk menjadi dingin.
Idenya
mungkin terdengar biasa saja. Akan tetapi, yang membuat mesin ini begitu
istimewa sehingga banyak orang menimbang untuk menganggap mesin ini sebagai
mesin IoT pertama, adalah karena mesin ini terkoneksi dengan internet. Siapapun
dapat mendapatkan semua data tentang minuman coke pada mesin tersebut dari
komputer mana saja yang terkoneksi dengan internet, tidak terbatas hanya untuk
komputer yang ada di universitas tersebut.
Bagi
mahasiswa yang belajar disana, mereka melihat hal ini sebagai hal yang cukup
bermanfaat buat mereka, karena berarti mereka tidak harus berjalan menuju mesin
minuman ini untuk sekedar memastikan apakah minumannya masih ada atau mereka
harus menunggu sedikit lebih lama supaya dapat minuman yang sudah dingin. Untuk
orang luar universitas mungkin hal ini tidak terlalu berguna, tapi ini adalah
wawasan yang bagus untuk mereka dan menjadi gambaran tentang bagaimana
teknologi akan berkembang kedepannya.
Baca Juga: Internet of Thinks itu apa sih?..
Namun pada
saat itu orang-orang tidak menyebutnya dengan istilah Internet of Things.
Sebelum mesin Coke itu dikembangkan, orang-orang sudah mulai membuat
perangkat-perangkat yang saling terhubung. Pada awal tahun 90-an orang-orang
mulai memperbincangkan tentang teknologi ini dan muncullah banyak istilah
seperti "The computer of the 21st century", Machine-to-machine (M2M),
dan Device to Device. Mark Weiser pada tahun 1991 menerbitkan paper tentang ubiquitous
computing dengan judul "The Computer of the 21st Century" yang
menjelaskan tentang visi kontemporer terkait hal ini. Reza Raji pada tahun 1994
menjelaskan suatu konsep pada IEEE Spectrum tentang "memindahkan paket-paket
kecil data ke himpunan node yang besar sedemikian rupa untuk mengintegrasikan
dan mengotomasikan segala sesuatu mulai dari peralatan rumah hingga seluruh
bagian dari pabrik".
Pada rentang
1993 hingga 1996 beberapa perusahaan mulai menyodorkan solusi produk seperti
Microsoft at Work dari Microsoft dan Novell Embedded System Technology (NEST).
Meski demikian, tema ini baru mendapatkan momentumnya pada tahun 1999. Bill Joy
dari Sun Microsystems menggagas komunikasi Device to Device (D2D) sebagai bagian
dari framework "Six Webs", dan dipresentasikan di World Economic
Forum di Davos.
Baru pada
tahun 1999, muncul istilah Internet of Things yang disingkat IoT. Istilah ini
diperkenal kan oleh Kevin Ashton, seorang entrepreneur yang fokus pada
teknologi asal UK. Kevin adalah salah satu cofounder dari Auto-ID Center,
perusahaan yang menemukan sistem global untuk RFID (Radio Frequency
Identification). Ia menggunakan istilah Internet of Things sebagai judul
presentasinya di depan perusahaan penyedia produk harian dari Amerika, Procter
& Gamble (P&G). Ia menjelaskan IoT sebagai sistem dimana benda-benda
fisik terhubung ke internet melalui sensor yang ada di mana-mana.
Beberapa
tahun kemudian Kevin mengatakan bahwa "bila kita mempunyai komputer yang
mengetahui segala hal yang kita perlu ketahui -- menggunakan data yang ia
dapatkan tanpa campur tangan kita -- kita akan dapat mencatat dan menghitung
apapun, sehingga dapat mengurangi limbah, kerugian dan biaya secara besar-besaran."
EmoticonEmoticon